Jurnal Akhir Zaman

Jurnal Akhir Zaman
End Time News

Ads 728 x 90

BABYLON MYSTERY RELIGION BAB 20

BAB XX
PESTA MUSIM DINGIN
Ralph Woodrow - BABYLON MYSTERY RELIGION

Christmas (hari Natal) 25 Desember, dijadikan hari peringatan kelahiran Tuhan Yesus. Benarkah Kristus lahir pada tanggal ini? Apakah Christmas bukan merupakan percampuran antara kekafiran dan Kekristenan? Christmas terdiri dari dua kata, yaitu Christ (Kristus) dan Mass (misa). Dari sini saja sudah dapat dilihat adanya percampuran. Kehidupan dan pelayanan Kristus sebenarnya tidak rumit bila dibandingkan dengan tata cara keagamaan gereja Roma Katolik. Kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember cukup beralasan untuk diragukan. Ketika Yesus lahir, gembala-gembala ada di padang rumput sedang menjaga domba-domba mereka (Luk. 2:8).

Adam Clarke mengatakan : “Karena gembala-gembala ini belum memasukkan domba-dombanya ke kandang, maka diperkirakan bahwa bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian Tuhan kita tidak lahir pada tanggal 25 Desember”. Walaupun Alkitab tidak menyebutkan tanggal kelahiran Yesus, tetapi dapat diperkirakan bahwa Ia lahir di musim gugur. Kita tahu bahwa Yesus disalibkan pada musim semi, di waktu Paskah (Yoh. 18:39), sedangkan masa pelayananNya berlangsung 3,5 tahun lamanya, maka dapat disimpulkan bahwa pelayananNya dimulai pada musim gugur. Ketika itu Ia berusia 30 tahun (Luk. 3:23); usia ini merupakan usia dimana seseorang bisa diangkat dengan resmi menjadi pelayan (Bil. 4:3). Bila pada musim gugur Dia berusia 30 tahun, maka kelahiranNya adalah dalam musim gugur pula.

Menjelang kelahiran Yesus, Yusuf dan Maria pergi ke Bethlehem untuk membayar pajak (Luk. 2:1-5). Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa pembayaran pajak dilakukan di tengah musim dingin. Lebih masuk akal apabila dilakukan di musim gugur, pada akhir musim panen. Orang-orang Kristen pertama memperingati justru wafat Kristus (1Kor. 11:26), bukan kelahiranNya. Ensiklopedia Katolik mengatakan: “Natal sebenarnya tidak termasuk pesta-pesta gereja. Irenaeus dan Tertullian menghapuskannya dari daftar pesta”. Ketika di kemudian hari gereja-gereja mulai merayakan kelahiran Kristus, timbullah perbedaan pendapat mengenai tanggalnya.Akhirnya abad ke-5 ditetapkan bahwa 25 Desember adalah hari kelahiran Kristus, meskipun hari ini adalah pesta orang Romawi untuk merayakan kelahiran Sol, nama dewa matahari. Pesta musim dingin ini disebut “The Nativity” –“Nativity of The Sun”.

Beberapa orang menyangka Yesus sebagai Sol, dewa matahari. Tertullian harus meyakinkan bahwa Sol bukan Tuhan dari orang Kristen; juga Agustine membantah identifikasi Kristus dengan Sol. Tertullian menyebutkan bahwa tukar menukar hadiah merupakan bagian dari Saturnalia (= kekafiran Romawi). Tidak salah untuk memberi hadiah kepada orang lain. Orang Israel juga saling memberi hadiah kepada orang lain. Orang Israel juga saling tukar hadiah pada perayaan tradisional (Est. 9:22). Tetapi banyak orang mengaitkan hadiah Natal dengan pemberian orang Majus kepada bayi Yesus. Padahal orang Majus tiba ketika Yesus tinggal di rumah (Mat. 2:9-11), bukan waktu masih berbaring di atas palungan. Pohon Natal baru dikenal beberapa abad yang lalu. Sebuah dongeng Babilonia menceritakan bahwa sebuah evergreen tree (pohon cemara) tumbuh dari batang yang mati. Batang tua ini melambangkan Nimrod yang mati, evergreen tree yang baru melambangkan hidupnya kembali Nimrod dalam diri Tammuz. Sekurangnya 10 kali dalam Alkitab disebutkan bahwa pohon hijau dikaitkan dengan penyembahan berhala (1Raj. 14:23).

Baca Yer. 10:3-4 mengenai kebiasaan orang menghias pohon. Dalam abad ke-6 ada beberapa misionaris pergi ke Eropa Utara. Mereka menemukan bahwa 24 Juni merupakan hari yang istimewa bagi orang-orang ini. Para misonaris mulai berpikir untuk mengKristenkan tanggal ini. Karena 24 Juni adalah 6 bulan sebelum 25 Desember, maka mereka memutuskan untuk menjadikan 24 Juni sebagai hari kelahiran Yohanes Pembaptis. Yohanes lahir 6 bulan sebelum Yesus (Luk. 1:26, 36). 15 Agustus yang merupakan hari yang dikuduskan untuk menghormati Isis atau Diana, dijadikan “hari Maria diangkat ke surga ”. Sampai sekarang tanggal ini masih dirayakan. Tanggal 2 Februari merupakan “hari penyucian Maria”. Menurut hukum Musa, sehabis melahirkan anak laki-laki, seorang ibu dianggap kotor selama 40 hari (Im. 12). Karena 25 Desember merupakan hari kelahiran Kristus, cocoklah bila 2 Februari dijadikan hari penyucian Maria. Selain alasan ini, di Roma pada jaman dulu orang membawa obor dan lilin untuk menghormati Februa. Nama Februari berasal dari sini. Pada tanggal ini di gereja Katolik semua lilin yang akan dipakai selama setahun diberkati.

Konsep berpikirnya : Kita bisa menjalankan ibadah Natal, karena hal ini sudah menjadi tradisi. Akan tetapi saudara/i semestinya tahu kenapa Natal itu jatuh pada bulan Desember.

0 comments: