Jurnal Akhir Zaman

Jurnal Akhir Zaman
End Time News

Ads 728 x 90

BABYLON MYSTERY RELIGION BAB 16

BAB XVI
IMAM YANG TIDAK MENIKAH
Ralph Woodrow - BABYLON MYSTERY RELIGION

“Roh Tuhan dengan tegas mengatkan bahwa dimasa-masa yang akan datang, sebagian orang akan murtad, mengingkari Kristus....Mereka mengajar orang untuk tidak kawin” (1Tim. 4:1-3).

Orang-orang Kristen pertama menyadari bahwa penyembahan dewa-dewa merupakan penyembahan kepada iblis (1Kor. 10:19, 21). Paulus mengingatkan “doktrin-doktrin dari iblis” yangberasal dari misteri kekafiran. Khususnya disebutkan adanya doktrin “untuk tidak menikah”. Doktrin ini ditujukan kepada imam-imam untuk menjalankan hidup selibat (tidak menikah). Hislop mengatakan bahwa imam yang tidak menikah merupakan anggota tertinggi dalam organisasi yang dipimpin ratu Semiramis.

Tidak semua bangsa memberlakukan larangan untuk tidak menikah; seperti di Mesir para imam diperkenankan untuk menikah. Doktrin ‘tidak menikah’ , yang hendak mempertahankan kesucian ini mempunyai dampak buruk pula. Ketika masalah selibat sudah mapan di gereja roma, Paus Paulus V melarang adanya rumah-rumah pelacuran di Roma. Larangan ini ditentang oleh Senat Roma, dengan alasan bahwa rumah pelacuran ini justru menghindari kemungkinan jatuhnya para isteri, anak perempuan ke tangan para imam . Pada masa itu di Roma yang berpenduduk tidak lebih dari 100.000 orang terdapat sekitar 6.000 pelacur. Para sejarawan menceritakan bahwa “semua imam mempunyai gundik dan semua biara menyandang nama buruk”. Ketika sebuah kolam ikan di dekat sebuah biara diperintahkan untuk dikeringkan oleh Paus Gregory, pada dasar kolam itu ditemukan lebih dari 6.000 tengkorak bayi.

Menurut Kardinal Peter D’Ailly pada zaman itu menjadi biarawati merupakan bentuk lain dari pelacuran. Pada abad ke-9 St. Theodore Studita bahkan melarang pemeliharaan hewan betina dalam biara. Pada tahun 1477 kehidupan malam di sebuah biara di kota Kercheim lebih buruk dari pada sebuah rumah pelacuran biasa. Para imam dikenal sebagai suami dari semua wanita. Seorang uskup Jerman mengharuskan setiap imam yang mempunyai piaraan dan anak untuk membayar pajak. Ternyata ada 11.000 wanita yang dipiara.

Tidak ada aturan dalam Alkitab yang mengharuskan seorang hamba Tuhan untuk tidak menikah. Para rasul menikah (1Kor. 9:5) dan seorang uskup haruslah mempunyai seorang isteri (1Tim. 3:2). Ensiklopedia Katolik pun mengakui bahwa dalam Perjanjian Baru tidak adak keharusan untuk tidak menikah bagi para rasul. Ketika doktrin selibasi mulai diajarkan, kebanyakan imam berstatus menikah. Timbul pertanyaan apakah seorang imam boleh menikah lagi bila isterinya meninggal? Tahun 315 Konsili Neo-Caesarea mengeluarkan peraturan yang melarang para imam untuk menikah.

Pengakuan dosa juga merupakan masalah tersendiri. Ensiklopedia Katolik menerangkan bahwa hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa. Kuasa pengampunan juga diberikan kepada para imam. Ayat-ayat dalam Yoh. 20:22-23 diinterpretasikan bahwa seseorang imam bisa mengampuni atau menolak pengampunan dosa. Untuk menilai sebuah dosa, sipengaku dosa diharuskan menceritakan secara terinci riwayat dosanya (menurut Konsili Trente). Alkitab membenarkan adanya pengakuan dosa, tapi bukan kepada imam yang tidak menikah. “Sebab itu, hendaklah saudara saling mengakui kesalahan...”(Yak, 5:16). Pengakuan inilah yang dibenarkan oleh Alkitab. Ketika Petrus jatuh ke dalam dosa, ia mengakuinya kepada Tuhan dan dosanya diampuni; ketika Yudas mengkhianati Yesus, ia mengakuinya kepada sekelompok imam dan akhirnya dia bunuh diri (Mat. 27:3-5).

Gagasan mengenai pengakuan dosa kepada seorang imam berasal dari Babilon, bukan dari Alkitab serta tersebar ke berbagai penjuru dunia. Hitam merupakan warna dari busana yang dipakai imam gereja Roma Katolik dan beberapa gereja Protestan. Apakah Yesus dan rasul-rasulNya juga mengenakan busana hitam? Berabad-abad lamanya, warna hitam dikaitkan dengan dengan kematian. Alkitabmenyebutkan beberapa imam Baal berpakaian hitam. Baca Zef. 1:4, dimana terdapat istilah chemarims yang berarti imam berbusana hitam. Praktek tonsure juga dilakukan gereja Katolik. Tonsure adalah mencukur bagian atas kepala hingga merupakan sebuah bulatan. Gereja purba tidak mengenal tonsure. Menjelang abad ke-6, tonsure merupakan hal yang biasa dilakukan. Konsili Toledo mengharuskan semua imam mempunyai tonsure. Sekarang di beberapa negara tonsure sudah dihapuskan. Budha mencukur kepalanya, imam-imam Osiris di Mesir dikenal dari kepala mereka yang botak. Di Roma dipakai tonsure yang berbentuk bulat. Mengapa bulat? Mungkin jawaban ini kurang tepat, tetapi ditemukan bahwa tonsure dilakukan imam-imam Mithra. Tonsure menyerupai bulatan matahari. Kebiasaan mencukur rambut kepala sudah dikenal pada zaman Musa, dan hal ini tidak boleh dilakukan oleh para imam (Imamat 21:5).

0 comments: