Jurnal Akhir Zaman

Jurnal Akhir Zaman
End Time News

Ads 728 x 90

BABYLON MYSTERY RELIGION BAB 11

BAB XI
ASAL-USUL KEPAUSAN
Ralph Woodrow - BABYLON MYSTERY RELIGION

Nimrod, raja dan pendiri Babilon, tidak hanya merupakan pemimpin politik, tetapi juga pemimpin agama. Sejak Nimrod, terdapat sebuah garis keturunan imam-raja yang menjadi kepala dari agama Babilonia. Kita kenal Belshazzar yang terdapat dalam kitab Daniel. Dikisahkan bahwa waktu itu diadakan pesta yang sebenarnya merupakan perayaan misteri Babilonia dengan Belshazzar sebagai kepala. Mereka minum anggur dan memuja berhala-berhala yang terbuat dari emas, perak, perunggu, besi, kayu dan batu (Dan. 5:4). Mereka minum anggur dari cangkir-cangkir yang diambil dari Bait Tuhan di Yerusalem.

Adanya percampuran atau perzinahan ini membuat Babilon dikutuk. Dari kota tua ini sekarang hanya tinggal puing-puing, tidak berpenghuni dan terlantar (Yer. 50:39; 51:62). Ada sebuah jalan kereta api dari Baghdad ke Basra yang melewati kota Babilon. Para turis datang kemari untuk melihat puing-puing. Sekalipun kota ini sudah hancur, tetapi dasar pemikiran agama Babilon masih ada. Ketika Roma menguasai dunia, kekafiran telah menyebar ke berbagai bangsa, bercampur dengan sistem agama disana. Termasuk di dalamnya gagasan Imam Agung (Pontifex Maximus).

Orang pertama di Roma yang menggunakan titel Pontifex Maximus adalah Julius Caesar pada tahun 63 SM. Ia menjadi Imam Agung dari agama yang misterius di Roma. Pemakaian titel Pontifex Maximus oleh kaisar-kaisar Roma (termasuk Constantine) berlangsung sampai tahun 376. Pada tahun itu Gratian, karena alasan Kekristenan, menolak pemakaian titel ini, karena menganggapnya sebagai suatu hujatan. Tetapi pada saat itu juga Uskup Roma sudah memiliki otoritas di bidang politik, sehingga pada tahun 378 Uskup Roma, Demasus, terpilih menjadi Pontifex Maximus kembali. Karena Roma merupakan kota terpenting di dunia, beberapa orang Kristen mulai memandang Uskup Roma sebagai uskup dari segala uskup dan sebagai kepala gereja. Jadi orang ini dipandang sebagai kepala baik oleh golongan Kristen maupun kelompok orang kafir. Akhirnya lahirlah Gereja Roma Katolik dibawah pimpinan Imam Agung yaitu Paus. Titel Pontifex Maximus dipajang dimana-mana di Vatikan, yaitu di pintu masuk gereja St. Petrus, diatas patung Petrus, di dalam kubah, diatas Pintu Tahun Suci, dsb. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi kepala gereja dan sekaligus kepala dari misteri kekafiran (atau Pontifex Maximus)? Untuk itu para pemimpin gereja berupaya menemukan adanya persamaan antara agama Kristen dan agama kafir. Yang penting bagi mereka bisa memperoleh kekuasaan politik; kebenaran adalah hal kedua.

Salah satu persamaan adalah titel Peter. Dalam Pontifex Maximus tersirat pula titel Peter (bahasa Chaldea), yang berarti interpreter (= penerjemah) dari hal-hal yang misterius. Hal ini memberi peluang untuk mengkristenkan Pontifex Maximus dengan menghubungkan “Peter” (atau penerjemah agung dari Roma) dengan Rasul Petrus. Petrus dalam bahasa Inggris adalah Peter. Untuk itu perlu dibuktikan dahulu bahwa Petrus pernah tinggal di Roma. Muncullah cerita-cerita yang menyebutkan Petrus sebagai uskup pertama dari Roma. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa bagi orang Kristen paus dianggap wakil dari Rasul Petrus, sedangkan untuk orang kafir paus merupakan Peter, penerjemah hal-hal yang misterius. Rasul Petrus dikenal dengan nama Simon Petrus. Ini artinya bahwa Roma dalam abad ke-1 memiliki seorang penerjemah dan seorang pemimpin agama bernama Simon. Padahal yang dimaksud dengan Simon di Roma adalah Simon, tukang sihir dari Samaria (Kis. 8:9) yang pergi ke Roma dan mendirikan agama Kristen tiruan di sana. Ensiklopedia Katolik menerangkan perihal Simon bahwa di Roma dia membuat banyak mujizat dengan kuasa setan. Untuk itu ia menerima kehormatan ilahi di Roma dan di negaranya.

Percampuran lain di Roma menyangkut masalah “kunci”. Hampir 100 tahun lamanya orang Roma percaya adanya kunci mistik dari dewa Janus dan dewi Cybele. Agama Mithra mengakui bahwa dewa matahari membawa dua kunci. Ketika kaisar mengatakan bahwa ia keturunan dewa dan imam agung dari agama yang misterius, maka kunci menjadi lambang kekuasaan. Ketika pada tahun 378 Uskup Roma menjadi imam agung, ia menjadi pemilik kunci-kunci mistik. Lagi-lagi ada kesempatan untuk membaurkan Petrus ke dalam cerita ini. Kristus bersabda kepada Petrus bahwa kepadanya akan diberikan kunci kerajaan Surga (Mat. 16:19).Lima puluh tahun setelah paus dinyatakan sebagai Pontifex Maximus, dia menjadi pemilik kunci. Yang dimaksud dengan kunci yang diberikan kepada Petrus dan para rasul adalah berita keselamatan yang membuat orang bisa memasuki kerajaan Tuhan.

Adanya kesalahpahaman ini membuat Petrus sering digambarkan sebagai penjaga pintu Surga dan yang menentukan siapa yang bisa masuk surga. Dalam mitologi Roma dewa Janus adalah juga penjaga pintu. Dewa ini digambar dengan dua wajah, yaitu wajah muda dan wajah tua, yang menggambarkan Nimrod yang tua dengan Tammuz yang muda sebagai titisannya. Bukan kunci saja yang menjadi lambang dari Janus, juga ayam menjadi hal yang suci. Mudahlah untuk menghubungkan Petrus dengan ayam, yaitu sebelum ayam berkokok, Petrus telah menyangkal Tuhannya (Yoh. 13:27).

Kata “Pontiff” dari “Supreme Pontiff” atau Pontifex Maximus berasal dari dua kata, yaitu Pons =jembatan, dan Facio=membuat/make. Pontifex Maximus artinya pembuat jembatan. Para imam agung dianggap sebagai jembatan atau perantara antara kehidupan kini dan akan datang. Busana yang mahal yang dikenakan para paus tidak berasal dari Kekristenan, tetapi dari kaisar-kaisar Roma. Mahkota yang dipakai adalah serupa dengan yang dikenakan dewa-dewa Asyria dan Dagon, dewa ikan. Dagon merupakan penyelamat dari agama Babilonia. Namanya berasal dari kata dag, artinya ikan. Penyembahan kepada Dagon dilakukan oleh bangsa Filistin (Hak. 16:21-30; 1Sam 5:5-6). Layared dalam bukunya “Babilon and Niniveh” menerangkan bahwa bentuk kepala ikan menjadi mitre, topi kebesaran yang dipakai paus, sedangkan bentuk tubuh ikan menjadi jubahnya. Dalam perkembangan selanjutnya hanya mitre yang dipakai. H.A. Ironside mengatakan bahwa Paus adalah pengganti imam agung dari misteri Babilonia dan pembantu dewa ikan, Dagon. Untuk itu dia mengenakan sebentuk cincin. Ini lalu dikaitkan dengan pekerjaan Petrus sebagai nelayan dan tak pernah mengenakan cincin.

Gereja di Roma memiliki kursi yang pernah diduduki Petrus waktu dia berada disana. Ensiklopedia Katolik menerangkan bahwa gambar-gambar pada bagian depan kursi memperlihatkan mitologi binatang dan cerita Hercules. Sebuah laporan ilmiah mengatakan bahwa kursi ini tidak mungkin berasal dari masa hidupnya Petrus. Kursi ini dibuat pada abad 9. Mencium berhala juga merupakan bagian dari penyembahan kepada Baal. Dekat altar utama gereja St. Petrus terdapat sebuah patung perunggu yang besar dari Petrus. Jari-jari kakinya hampir hilang karena begitu seringnya dicium orang. Dalam jaman Elia banyak orang membungkuk dan mencium Baal. Tetapi Tuhan bersabda bahwa ada 7000 orang Israel yang tidak bertekuk lutut di depan Baal dan menciumnya (1Raj. 19:18). Arak-arakan (prosesi) sering dilakukan pula oleh orang-orang kafir. Gereja Roma Katolik juga biasa melakukan prosesi ini. Berhala-berhala diangkut dan diarak. Juga paus diarak dan orang-orang akan sujud menyembah bila melewati mereka.

0 comments: